Senangnya hatiku bersama anak-anak TPA adalah sebuah cerita yang sangat manis buat saya secara pribadi untuk mengenang masa-masa indah saya bersama anak-anak TPA. Anak-anak TPA itu begitu imut , lugu dan menyenangkan. Deskripsi sebuah cerita antara aku, adik-adikku dan anak-anak TPA .
Sebagai seorang mahasiswi, saya sangat paham bagaimana keadaan kampus saya. Tidak hanya itu,saya juga paham bagaimana keadaan masyarakat sekitar kampus yang notabene adalah masyarakat yang masih memiliki kehidupan dengan tanda kutip di bawah kata "cukup". Ekonomi yang pas-pasan membuat mereka harus berpikir keras dan bekerja keras untuk menghidup keluarga mereka.Walaupun begitu diantara ketidakberdayaan dan kerapuhan yang mereka miliki, ternyata masih ada segelintir harapan mereka untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka. Harapan yang begitu sederhana namun sangat "menyakitkan" untuk saya dengar.
Senangnya hatiku bersama anak-anak TPA adalah sebuah cerita yang saya angkat dari sebuah program matakuliah agama islam dimana saya bertindak sebagai salah satu asisten untuk mengajarkan tentang agama kepada mahasiswa baru di kampus. Dimana pada akhir semester akan di adakan sebuah program dari setiap kelompok untuk membuat suatu kegiatan yang bernama "Shining Team" . Akhir kata kelompok team yang saya bimbing memutuskan untuk mengajar TPA di salah satu daerah yang sangat dekat dengan kampus.
TPA Mesjid Persis, ya itulah nama TPA yang kami kunjungi. TPA yang didirikan oleh salah satu ormawa ekternal di kampusku. TPA yang harus di lewati dari lorong ke lorong, TPA yang hanya bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Bersama adik-adik bimbinganku yang begitu bersemangat akhirnya kamipun berangkat kesana. Namun hari yang begitu buruk, hujan yang begitu deras membuat kami harus menunggu sedikit lebih lama untuk sampai di mesjid tersebut. Pada saat itu kami sangat cemas, kami takut adik-adik TPA tidak akan datang karena hujan yang begitu deras. Namun dugaan kami salah, walaupun hujan yang begitu deras, api semangat anak-anak TPA tersebut tidak padam, malah semakin berkobar-kobar. Sungguh saya sangat terharu dengan semangat adik-adik kecilku itu. Tersirat senyum dan raut muka yang benar-benar ingin belajar, membuat perasaanku semakin campur aduk antara senang melihat semangat mereka untuk belajar dan sedih melihat nasib mereka yang tidak seberuntung diriku.
Farisah bersama salah satu anak TPA |
Mereka tetap fokus belajar |
okeh, lanjut...
Bercerita tentang kisah-kisah Nabi |
Anak-anak berlomba-lomba menjawab pertanyaan |
sebuah video AT-18 "sebiru hari ini - edcoustic"
Alhamdulillah...., ini kesenangannya sama dengan saya ya, Mbak Anaa, yakni bersama anak-anak TPA. Sungguh, kita pun juga mendapatkan banyak pelajaran penting ketika bersama mereka. Maka, secara resmi artikel tersebut saya nyatakan telah TERDAFTAR.
BalasHapusMakasih banyak ya, Mbak.
Salam hangat dari Jogja.
hehe.. iya kang, saya juga senang ngajarin mereka ngaji,terkadang kita hrus belajar dengan anak-anak kecil seperti mereka. Mereka yang malah sering mengajari saya ttng islam dr kepolosan dan wajah lugunya mereka...
Hapussalam hangat juga dari Bandung kang ^__^