Sabtu, 09 Februari 2013

Kata-katanya yang Membuat Hatiku Kuat



"Kata-katanya yang membuatku kuat" postingan tentang kenanganku di waktu SMK. Kenanganku yang menjadi sebuah memori yang paling kuat dan selalu melekat di pikiran dan hatiku selama  ini. Karena kenangan itulah yang menuntunku untuk berusaha memberikan yang terbaik untuk membahagiakan "mereka". Ya mereka adalah orangtuaku, ayah dan ibu yang selalu ku banggakan dan seperti mereka, aku juga ingin menjadi anak yang bisa mereka banggakan.

Kenangan itu terjadi ketika aku masih berada di kelas 1 SMK, kurang lebih 6 tahun yang lalu. Di saat itu adalah masa-masa dimana ujian semester akan di mulai, masih teringat jelas hari itu adalah hari sabtu, dan karena akan di adakan ujian di hari seninnya maka pihak sekolah memutuskan untuk memulangkan siswanya lebih cepat. Oh ya, walaupun aku masih SMK tetapi aku tidak tinggal bersama orang tuaku lagi, ini karena jarak antara rumah dan sekolahku sangat jauh dan akhirnya aku memutuskan untuk menyewa sebuah kamar yang tidak jauh dari sekolahku. 

oke lanjut...

Sesampainya di kosan, tiba-tiba aku ingin pulang ke rumah dan memanfaatkan liburan 2 hari ini di rumah, tidak tahu kenapa ada dorongan yang begitu kuat untuk cepat-cepat pulang ke rumah. Akhirnya ku putuskan untuk pulang ke rumah pada saat itu juga, ku kemas seragam sekolahku untuk hari senin dan buku-buku pelajaranku. Sesampainya di rumah, keadaan begitu sepi karena ibu,ayah,kakakku sedang bekerja dan kuliah, akhirnya di siang itu aku coba untuk tidur sambil menunggu kepulangan ayahku. Nggak tahu kenapa, aku begitu menunggu kepulangan ayahku, hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 4 sore, masih belum ada yang pulang ke rumah,sampai akhirnya suara bell pintu terdengar. Ku buka pintu dan ku lihat seorang bapak-bapak membawa tas, sepatu, dan kantongan plastik hitam besar. Sang bapak datang dan memberikan itu kepadaku dan mengatakan "bapak baik-baik saja kok nak". Lalu dia pun pergi. Di saat itu aku heran ada apa ini? aku bertanya-tanya sambil membuka plastik hitam yang berisi baju kerja ayahku yang sudah robek di sana sini. Akhirnya dengan berjuta ribu pertanyaan aku menelpon ayahku, dan ternyata yang mengangkat telpon itu adalah ibuku dengan suaranya yang begitu serak seperti menahan tangisan. Aku tanyakan ada apa dan menanyakan di mana ayahku, dan ibuku menjawab "datanglah kesini,ayah sedang koma sekarang". Di saat itu aku hanya bisa diam dan nggak bisa memikirkan apa-apa. Aku hanya bisa menangis di rumah yang begitu sepi tanpa penghuni. Tangisanku makin menjadi-jadi membayangkan hal yang paling buruk yang mungkin terjadi pada ayahku. Ya Allah, Aku belum siap kehilangan ayahku, itulah pikiranku saat itu.

Sesampainya disana,aku melihat ibuku masih terduduk lemas bersama staff ayahku yang menjaga ibuku, ku lihat matanya yang begitu lembab, dan air mata yang tak kunjung habis mengalir dari pipinya yang mulai menua. Ku peluk ibuku, dan menanyakan bagaimana kabar ayahku. Kau tahu sobat apa yang pertama kali ibuku tanyakan padaku di saat seperti itu?

" Kamu sudah makan put?"
" Kenapa pulang ke rumah?"

Dua kalimat yang membuat aku makin menangis dan tersentuh dengan pertanyaannya. Bagaimana aku tidak menangis,di saat yang bersamaan ibuku masih sempat memikirkan dan mengkhawatirkan keadaanku di saat ayahku masih KOMA. Akhirnya aku,kakakku,dan ibuku menunggu sampai ayahku sadar. Di saat ayahku sadar, ku hampiri dia dan memeluknya dengan kuat. Ku lihat alat-alat menghiasi badan dan tangannya. Pilu rasa hatiku melihatnya. Tiba-tiba ayahku berbicara dengan mata yang masih tertutup. Dan kau tahu sobat apa yang pertama kali dia pikirkan dan tanyakan padaku di saat itu? dia mengatakan 

"Bagaimana Ujiannya? "

"Belajar yang rajin ya, jangan pikirkan ayah seperti ini, fokus saja sama ujiannya, doa ayah selalu ada untukmu put"

Kau tahu sobat,bagaimana perasaanku saat itu? sungguh itu adalah kata-kata yang membuatku paling terharu dan membuatku semakin kuat sampai saat ini. Di saat dia berjuang melawan penyakitnya, di saat dia terbaring lemah di ruang ICCU, di saat dia menahan sakit yang dia rasakan, dia masih sempat mendoakanku dan mengkhawatirkanku. Aku nggak bisa mengungkapkan bagaimana perasaanku sampai saat ini. Itu adalah kalimat sederhana yang tulus namun selalu aku bingkai dalam hatiku untuk menjadi anak yang bisa mereka banggakan dengan belajar rajin dan selalu berusaha keras karena aku punya "doa" dari orang yang benar-benar menyayangiku. Nasihat yang membawaku untuk memberikan yang terbaik kepada orang tuaku selama mereka masih ada di dunia ini. Nasihat yang sederhana namun membuktikan seberapa BESAR CINTAnya kepadaku. Dan di saat itupun aku berjanji dengan nasihat sederhana itu, menjadi anak yang harus bisa membanggakan orang tua dan menunjukkan bahwa cinta mereka kepadaku adalah kekuatan terbesar dalam aku menggapai cita-citaku dan masalah yang ku hadapi.

Ruang kateterisasi untuk memasukkan alat ke jantung ayahku

My dad, My big inspiration

Setiap hari ku panjatkan doa untuknya, untuk kesembuhannya, karena janjiku kepada ayahku untuk belajar yang rajin, aku ingin membuktikan itu kepadanya. Ketika sakitpun, aku tetap belajar di ruang tunggu ICCU bersama ibu dan kakakku, sehabis ujian aku selalu langsung pulang ke rumah walaupun jarak yang begitu jauh dari sekolah dan rumah, mempersiapkan bekal dan baju untuk ibuku yang selalu setia menjaga ayahku, lalu pergi ke rumah sakit dan mulai belajar kembali di koridor-koridor rumah sakit sambil menjaga ibuku  juga yang kondisinya tidak sehat karena selalu menjaga ayahku. Tak jarang aku pun menginap di rumah sakit dan berangkat sekolah dari rumah sakit, mandi dan makan di rumah sakit, yah begitulah hari-hari yang ku jalankan selama ayahku sakit. Selama hampir setengah tahun keluar masuk rumah sakit, aku sudah terbiasa dengan lingkungan rumah sakit, terbiasa  dengan hari yang melelahkan dan terbiasa untuk bekerja keras dan belajar keras dimanapun tempatnya.

My mom, My angel

My dad and my sister

Sampai akhirnya, ketika aku lulus sekolah dan melanjutkan untuk kuliahpun, aku masih dan membawa kata-kata itu di hatiku.  Cinta merekalah yang membawaku bisa berkuliah di Bandung sampai saat ini dan cinta merekalah yang membuatku bisa bertualang di pulau orang ini. Satu kalimat yang selalu ku bawa sampai saat ini 

" Jangan khawatir,doa-doa orang terkasihmu selalu ada mengiringi setiap langkahmu,karena doa itulah yang menguatkan hatimu untuk terus melangkah". 

Jadi yang harus kamu lakukan adalah berusaha keras menjadikan keinginan mereka kepadamu menjadi kenyataan, itulah kekuatan yang di tanamkan oleh ayahku sampai saat ini. 




okeh,maaf akhirnya malah curhat ya ... ^__^
sekalian ikut meramaikan Giveawaynya Mba Della

Postingan ini di ikutsertakan pada Giveaway Perdana DELLAFIRAYAMA ,seorang ibu labil yang tidak suka warna HIJAU dan HITAM




2 komentar:

  1. Subhanallah, memang begitu orang tua, Na. Anak selalu yang jadi prioritas :') *elap-elap aer mata*
    Beneran deh, selama bikin GA ini, aku selalu terharu sama yang cerita dapet nasihat dari orang tuanya.
    Terima kasih partisipasinya, moga menang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. cinta orgtua ke anaknya luar biasa ya mbak :')

      nasihat orang terdekat kita biasa emng pling ngena mbak,soalnya ada ikatan hati yang kuat , makanya kata-kata biasapun bisa jadi istimewa...

      amin... heheh...

      Hapus